![]() |
| Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, dr. H. Harisson, M.Kes., membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendamping Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih se-Kalimantan Barat. (Foto:adpim) |
Dalam sambutannya, Harisson mengungkapkan bahwa jumlah Koperasi Merah Putih di Kalbar saat ini telah mencapai 2.143 unit. Seluruhnya sudah memiliki badan hukum yang lengkap dan akan segera memperoleh dukungan permodalan. Ia berharap, koperasi-koperasi tersebut dapat menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat desa sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Namun, sebelum koperasi mulai menjalankan kegiatan usaha, Harisson menegaskan pentingnya pembekalan dan pelatihan bagi para pengurus maupun pendamping. Menurutnya, tidak semua pengurus memiliki pengalaman atau kemampuan dalam bidang bisnis.
“Tujuan utama pelatihan ini adalah agar para pendamping benar-benar memahami dan menguasai materi yang diberikan. Ilmu yang diterima harus diserap secara utuh—100 persen, bukan 80 persen—agar dapat diteruskan dengan baik kepada koperasi binaannya,” ujarnya.
Ia menambahkan, pelatihan harus mencakup pemahaman dasar bisnis dan pengelolaan keuangan, mulai dari kemampuan membaca peluang, membuat perencanaan usaha, hingga memahami prinsip ekonomi sederhana.
“Prinsipnya sederhana, bagaimana mengeluarkan biaya sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Pendamping dan pengurus koperasi harus jeli melihat potensi desa yang bisa dikembangkan menjadi usaha produktif,” jelas Harisson.
Lebih lanjut, Sekda juga menekankan pentingnya etos kerja hemat, efisien, dan bertanggung jawab dalam mengelola koperasi. Ia mengingatkan agar dana koperasi digunakan secara bijak dan hanya untuk kegiatan yang bersifat produktif.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar itu juga berpesan agar koperasi memulai usaha dari skala kecil sebelum memperluas cakupan bisnisnya.
“Mulailah dari hal kecil, kemudian tumbuh menjadi besar. Jangan terburu-buru melakukan studi banding sebelum memiliki usaha yang jelas. Studi banding baru bermakna ketika sudah ada pengalaman dan pencapaian yang bisa dibandingkan,” tegasnya.
Harisson berharap kegiatan pelatihan ini mampu melahirkan pendamping koperasi yang kompeten dan berdedikasi, sehingga dapat menjadi penggerak ekonomi rakyat yang tangguh.
“Kita ingin koperasi bukan hanya ada di atas kertas, tapi benar-benar hidup, tumbuh, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat di desa,” pungkasnya. (adpim)
.jpeg)